SELAMAT MENYAMBUT RAMADHAN

on Sunday, August 30, 2009

Selamat Menyambut Ramadhan Bulan yang penuh berakah banyakkan amalan yang penuh untuk bekalan di akhirat nanti.

RISALAHTULJUMAH DAN BATAS-BATAS IMAN&KUFUR

on Tuesday, August 18, 2009

CIRI-CIRI HADITS MAUDLU

on Friday, August 14, 2009
OLEH : DRS FATCHUR RAHMAN

PARA ULAMA TELAH MENETAPKAN KE MAUDLU AN SESUATU HADITS IALAH PADA SANAD DAN MATANNYA : -

CIRI-CIRI PADA SANAD IALAH
1. PENGAKUAN DARI SI PEMBUAT SENDIRI SEPERTI PENGAKUAN SEORANG GURU TASHAWUF KETIKA DITANYA OLEH IBNU ISMAIL TENTANG KEUTAMAAN AYAT-AYAT AL-QURAN SERTA MENJAWAB:
" TIDAK SEORANG PUN YANG MERIWAYATKAN HADITS KEPADAKU.AKAN TETAPI SERTA KAMI MELIHAT MANUSIA-MANUSIA SAMA MEMBENCI AL-QURAN, KAMI CIPTAKAN UNTUK MEREKA HADITS INI (TENTANG KEUTAMAAN AYAT-AYAT ALQURAN), AGAR MEREKA MENARUH PERHATIAN UNTUK MENCINTAI AL-QURAN".

PENGAKUAN SEORANG RAWY MENURUT IBNU DAQIQI'L-ID,BELUM DAPAT DIPASTIKAN ME MAUDLU KAN SUATU HADITH, KERANA MUNGKIN SEKALI SIRAWY ITU BOHONG DALAM PENGAKUANNYA.

2. QARINAH-QARINAH YG MEMPERKUATKAN ADANYA PENGAKUAN HADITS MAUDLU
-
MISALNYA SEORANG RAWY MENGAKU MENERIMA HADITH DARI SEORANG GURU PADAHAL IA TIDAK PERNAH BERJUMPA DENGAN GURU TERSEBUT ATAU MENERIMA DARI SEORANG GURU YG TELAH MENINGGAL DUNIA SEBELUM IA DILAHIRKAN.

3. QARINAH-QARINAH YG BERPAUTAN DGN TINGKAH LAKUNYA
- SEPERTI APA YANG PERNAH DILAKUKAN OLEH GHIYATS BIN IBRAHIM DIKALA IA BERKUNJUNG KE RUMAH AL-MAHDY YANG TENGAH BERMAIN DGN BURUNG MERPATI KATANYA : " TISAK SAH PERLOMBAAN ITU SELAIN MENGADU ANAK PANAH,MENGADU UNTA,MENGADU KUDA ATAU MENGADU BURUNG.
PERKATAAN (AU JANAHIN ATAU MENGADU BURUNG) ADALAH PERKATAAN GHIYATS SENDIRI YANG DGN SPONTAN IA TAMBAHKAN DI AKHIR HADITS YANG IA UCAPKAN DGN ,MAKSUD UTK MEMPERBESARKAN HATI ATAU SETIDAK-TIDAKNYA MEMBENARKAN TINDAKAN AL-MAHDY YG SEDANG MEMLOMBAKAN BURUNG.TINGKAH LAKU GHIYATS SEMACAM ITU MENJADI QARINAH UTK MENETAPKAN KE MAUDLU AN SUATU HADITS.

PELBAGAI HADITH DA'IF BERDASARKAN PERAWINYA YG TERDAPAT KECACATAN KEADILAN DAN KEDLABITHANNYA

oleh :Drs.Fatchur Rahman

antaranya ialah :
  1. Hadits Maudhlu
Hadith Maudhlu ialah Hadits yang dicipta serta dibuat oleh seseorang(pendusta) yang ciptaan itu dibangsakan kepada Rasulullah s.a.w secara palsu dan dusta baik hal itu disengaja maupun tidak. *( Al-Adlwau ala sunnah Muhammadiyah, Muhammad Abu Rayyah, halaman 19)

yang dikatakan dengan rawy yang berdusta kepada Rasulullah s.a.w ialah mereka yang pernah berdusta dalam membuat hadits, walaupun hanya sekali dapat diterima, biar mereka telah taubat sekalipun. Berlainan halnya dengan periwayatan orang yang perna bersaksi palsu, jika ia telah bertaubat dengan bersungguh-sungguh maka dapat diterima.

Perintah Berpegang Teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

on Thursday, August 13, 2009
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

(QS. An Nisaa', 4:59

AMALAN BI'DAH DALAM RAMDAHAN

on Wednesday, August 12, 2009

Bid’ah Berzikir Dengan Keras Setelah Salam Shalat Tarawih

Berzikir dengan suara keras setelah melakukan salam pada shalat tarawih dengan dikomandani oleh satu suara adalah perbuatan yang tidak disyariatkan. Begitu pula perkataan muazin, “assholaatu yarhakumullah” dan yang semisal dengan perkataan tersebut ketika hendak melaksanakan shalat tarawih, perbuatan ini juga tidak disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula oleh para sahabat maupun orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Oleh karena itu hendaklah kita merasa cukup dengan sesuatu yang telah mereka contohkan. Seluruh kebaikan adalah dengan mengikuti jejak mereka dan segala keburukan adalah dengan membuat-buat perkara baru yang tidak ada tuntunannya dari mereka.

Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur

Perbuatan ini merupakan salah satu bid’ah yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak pernah memerintahkan hal ini. Perbedaan tata-cara membangunkan sahur dari tiap-tiap daerah juga menunjukkan tidak disyariatkannya hal ini, padahal jika seandainya perkara ini disyariatkan maka tentunya mereka tidak akan berselisih.

Melafazkan Niat

Melafazkan niat ketika hendak melaksanakan puasa Ramadhan adalah tradisi yang dilakukan oleh banyak kaum muslimin, tidak terkecuali di negeri kita. Di antara yang kita jumpai adalah imam masjid shalat tarawih ketika selesai melaksanakan shalat witir mereka mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk melakukan puasa besok harinya.

Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak di contohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga orang-orang saleh setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah berniat untuk melaksanakan puasa pada malam hari sebelumnya cukup dengan meniatkan dalam hati saja, tanpa dilafazkan.

Imsak

Tradisi imsak, sudah menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin ketika ramadhan. Ketika waktu sudah hampir fajar, maka sebagian orang meneriakkan “imsak, imsak…” supaya orang-orang tidak lagi makan dan minum padahal saat itu adalah waktu yang bahkan Rasulullah menganjurkan kita untuk makan dan minum. Sahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, “Berapa lama jarak antara azan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca ayat al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menunda Azan Magrib Dengan Alasan Kehati-Hatian

Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah bersabda,

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari Muslim)

Takbiran

Yaitu menyambut datangnya ied dengan mengeraskan membaca takbir dan memukul bedug pada malam ied. Perbuatan ini tidak disyariatkan, yang sesuai dengan sunah adalah melakukan takbir ketika keluar rumah hendak melaksanakan shalat ied sampai tiba di lapangan tempat melaksanakan shalat ied.

Padusan

Yaitu Mandi besar pada satu hari menjelang satu ramadhan dimulai. Perbuatan ini tidak disyariatkan dalam agama ini, yang menjadi syarat untuk melakukan puasa ramadhan adalah niat untuk berpuasa esok pada malam sebelum puasa, adapun mandi junub untuk puasa Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mendahului Puasa Satu Hari Atau Dua Hari Sebelumnya

Rasulullah telah melarang mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa pada dua hari terakhir di bulan sya’ban, kecuali bagi yang memang sudah terbiasa puasa pada jadwal tersebut, misalnya puasa senin kamis atau puasa dawud. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendahului puasa ramadhan dengan melakukan puasa satu hari atau dua hari sebelumnya. Kecuali bagi yang terbiasa melakukan puasa pada hari tersebut maka tidak apa-apa baginya untuk berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Perayaan Nuzulul Qur’an

Yaitu melaksanakan perayaan pada tanggal 17 Ramadhan, untuk mengenang saat-saat diturunkannya al-Qur’an. Perbuatan ini tidak ada tuntunannya dari praktek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula para sahabat sepeninggal beliau.

Berziarah Kubur Karena Ramadhan

Tradisi ziarah kubur menjelang atau sesudah ramadhan banyak dilakukan oleh kaum muslimin, bahkan di antara mereka ada yang sampai berlebihan dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik di sana. Perbuatan ini tidak disyariatkan. Ziarah kubur dianjurkan agar kita teringat dengan kematian dan akhirat, akan tetapi mengkhususkannya karena even tertentu tidak ada tuntunannya dari Rasulullah maupun para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’iin.

Inilah beberapa bid’ah yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, khususnya di negeri kita, semoga Allah ta’ala memberikan kita ilmu yang bermanfaat, sehingga kita bisa meninggalkan perkara-perkara tersebut dan melakukan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

***

Penulis: Abu Sa’id Satria Buana
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman
Artikel www.muslim.or.id

H1N1 KEBIMBANGAN KITA TENTANG WABAK INI

on Monday, August 10, 2009



H1N1 KEBIMBANGAN KITA TENTANG WABAK INI
MARILAH KITA SAMA-SAMA BERDOA UNTUK MENCEGAH DARI ANCAMAN INI
SETAKAT HARI 32 MATI DAN 1983 KES

From: Lina Rahmat - Program Management Office
High risk infection to person yg smooking, has atshma, children, pregnant woman


Beginner stage

Batuk, selsema, demam, sakit tekak, bila terbesin bunyi tak kuat...


Second Stage

Susah bernafas, simtom macam asthma but not asthma, at this stage if you touch the person, or breath in the same room 80% boleh kena...masa ni kena kuarantin...at hospital. Masalahnya sekarang dah ramai yg kena.. hospital tak cukup katil & bilik kuarantin...Bila u pengsan macam nak mati baru dia org admitted.macam kes adik I.

Critical
Lung infection. Bila X ray we can see the virus covered the lung. Like my brother case. Very scary bila tengok x ray tu. At this stage u need oksigen with highest level, Strongest antivral..very high drug. At least 7 days oksigen kena bagi. % to recover depend to age, imune badan u. That's why kalau baby atau budak2 susah nak kata...normally die. My brother hari ni genap 8 hari..still need oksigen. Kesian dia. Masa tahap critical tu tercungap2 dia bernafas, sampai menangis..Sampai satu tahap dia berguling atas simen sbb dah tak tahan...sampai dia give up ..sampai dia blh cakap lebih baik Allah ambik nyawa dia...Itu lelaki tu..imagine kalau pompuan atau budak2. We all cuma blh tengok dia dari cermin...tak blh masuk dlm bilik kuarantin...Dr & nurse aje boleh masuh...siap pakai baju plastik. To support him, what we did bagi sms, bagi dia alquran biar dia baca so that dia tenang, bagi tasbih biar dia zikir ingat Allah & bagi Air yasin...Alhamdulillah pastu dia ok sikit.Ada hikmahnya...All the family member unite to support my brother fighting the virus.

Masalahnya hospital swasta tak terima H1N1 case, sekarang ni semua depend hospital kerajaan yg most of the doctors still young . The oldest dr in my brother ward was 28 years. All the Otai dah pergi private. Lepas tu plak this is the first time to treat H1N1 patient. At the same time dr bz with other case as well...1 doktor 5 patient...kat gov hospital...kesian dr2 tu...berhempas pulas nak selamatkan patient. I appreciate them, mmg very appreciate dia org jaga adik i dgn baik sekali..So far hospital Ampang is the best goverment hospital yg i jumpa..very efficient.Very quick action ..Even senior dia org dah pergi private & they don't have much experience , dia org tetap work hard give the best treatment to the patients..sampai tak balik rumah...tidor kat hospital.

Rasa nak peluk & cium dia org sebab selamatkan adik I...Thanks to Allah




DMU tak best lah lepas nie....sunyi sepi. Take care & be careful with H1N1. Virus tu very strong...sape kena...memang suffer nak recover...No vaksin..cuma ada antiviral & our mental warrior to fight them. Very genius virus..Can hide in our body...difficult to detect. Only can detect thru swap which the cost is 1K above. Unable detected in blood as well. When they start action...Can kill the person if the body imune does not strong. For those have baby atau anak2, U & ur family do not go to crowded place, better wear mask when u outside from home. The vaksin will come to Msia in Nov-Dec. So far yg I nampak..hanya lelaki dewasa can fight the virus...woman might be 70% , children most probably will die.



SUMBER :http://fiqh-sunnah.blogspot.com

159 - Doa: Mencegah Dari Ancaman Bahaya

Doa: Mencegah Dari Ancaman Bahaya



عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ)

Maksud: Utsman B. ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: Sesiapa dari hamba Allah yang membaca (Doa/Zikir):

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, sama ada di bumi mahu pun di langit. Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”

Sebanyak tiga kali, di waktu pagi dan petang hari, maka tidak ada sesuatu pun akan membahayakan dirinya.

- Hadis Riwayat at-Tirmidzi, 11/248, (كِتَاب الدَّعَوَاتِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), no. 3310. Beliau menyatakan sebagai Hasan Sahih Gharib. Ibnu Majah, 11/333, (كِتَاب الدُّعَاءِ), no. 3859. Sahih menurut penilaian al-Albani, di dalam Shahih wa Dhoif Sunan Ibnu Majah, no. 5088 dan Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, (كتاب النوافل), no. 655. Dan menurut Ibnu Hibban Isnadnya Sahih, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Albani di dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, no. 655. Ahmad, Musnad Ahmad, 1/423, no. 418. Abu Daud, 13/282, (كِتَاب الْأَدَبِ), no. 4425.

Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban

on Monday, August 3, 2009

Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban

Terdapat suatu amalan yang dapat dilakukan di bulan ini yaitu amalan puasa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya selain puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

Dalam lafazh Muslim, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit hari saja.” (HR. Muslim no. 1156)

Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Lalu apa yang dimaksud dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya (Kaana yashumu sya’ban kullahu)? Asy Syaukani mengatakan, “Riwayat-riwayat ini bisa dikompromikan dengan kita katakan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) di situ adalah kebanyakannya (mayoritasnya). Alasannya, sebagaimana dinukil oleh At Tirmidzi dari Ibnul Mubarrok. Beliau mengatakan bahwa boleh dalam bahasa Arab disebut berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan dengan dikatakan berpuasa pada seluruh bulan.” (Nailul Author, 7/148). Jadi, yang dimaksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di seluruh hari bulan Sya’ban adalah berpuasa di mayoritas harinya.

Lalu Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak puasa penuh di bulan Sya’ban? An Nawawi rahimahullah menuturkan bahwa para ulama mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan agar tidak disangka puasa selain Ramadhan adalah wajib. ” (Syarh Muslim, 4/161)